Catatan Kerinduan ( 1 )
(Oleh : Debby Pratiwi)
Jogja, 05 Mei 2014
Ternyata, inilah kehidupan yang nyata.
Begitu
keras... Tak seperti mimpi-mimpi ketika aku masih duduk dan bercanda
tawa di masa SMK bersama teman-temanku. Tak lagi seperti bayangan dan
khayalan. Semua tampak begitu nyata tanpa ada tempat berbagi seperti
dulu.
Semua
terasa masih mengambang. Masih bingung kemana arah hati ini. Dan harus
belajar lagi, lagi, dan lagi. Belajar menikmati segala hal yang
terkadang terasa getir. Belajar menghargai pertolongan orang lain.
"Rindu
adalah satu-satunya penyakit yang sangat menyakitkan bagiku, anak
perantauan!" Yah, rindu si anak kecil di rumah. Dia itu belahan jiwaku.
Yang menghapus air mataku saat aku menangis.
Rindu
pelukan hangatnya, ciumannya, senyumnya dengan lesung pipitnya,
suaranya, panggilannya, bawelnya, dan semua yang ada pada dirnya. Setiap
hari ia menanyakan aku pada ibu. Dia kesepian dan tak punya teman. Dia
butuh aku. Namun, aku tak sebentar disini. Aku tak boleh mengecewakan
dia.
Adikku sayang, Kau harus bahagia!!!
Aku disini merindukanmu!!!
-DeAnhl-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar