KHUTBAH FENOMENA
IBADAH DIBULAN RAMADHAN
Oleh: Abu Nabiel Muhammad Ruliyandi
Oleh: Abu Nabiel Muhammad Ruliyandi
KHUTBAH PERTAMA:
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ
الدّيْن.
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا
اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيْمًا، أَمّا بَعْدُ ...
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ
اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتىَّ
يُحِبَّ لِأَ خِيهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ
“Tidaklah sempurna iman
salah seorang di antara kalian, sehingga dia mencintai untuk saudaranya segala
apa yang ia cintai untuk dirinya.” (Muttafaq ‘alaih)
Tidak diragukan lagi
bahwa perhatian terhadap perkara-kara saudara-saudara kita merupakan bagian
dari mengamalkan hadits ini, terlebih lagi kalau perhatian tersebut adalah risau
dan prihatin dengan ibadah saudara-saudara kita, yang semakin hari semakin jauh
dari tuntunan yang shahih. Khususnya kalau kita mengamati fenomena di bulan
ramadhan ini. Ibadah bagi sebagian kita bagaikan makanan, kalau selera dimakan,
kalau tidak, maka sah-sah saja untuk diabaikan bahkan ditinggalkan.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Ibadah kepada Allah bukan
lagi menjadi kebutuhan pokok, ibadah kepada Allah tidak lagi menjadi tujuan
hidup, padahal karenanyalah (untuk ibadah) kita diciptakan oleh Allah Ta’ala.
Sebagaimana Allah berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ اْلجِنَّ وَاْلإِنْسَ
إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Dan Tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu semata.” (QS.
adz-Dzariyat: 56)
Ma’asyiral
Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Contoh kasus yang terjadi
di masjid-masjid di negri kita. Pada saat datangnya bulan ramadhan selalu
dibanjiri oleh kaum muslimin, khususnya dalam pelaksanaan shalat taraweh
berjama’ah. Bahkan masjid besar nan megah seakan terasa kecil dan sempit karena
tak mampu menampung kapasitas jama’ah yang semenjak maghrib beramai-ramai
berdatangan. Bahkan ada yang sudah menaruh sejadah sejak sore sebelum
tenggelamnya matahari, takut kalau-kalau tidak mendapatkan tempat. Maklum,
malam pertama bulan ramadhan sampai malam ke-10 masjid memang biasanya disesaki
oleh orang-orang yang hampir tidak pernah ‘nongol’ di masjid sebelumya.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Betapa kita melihat
mereka berusaha menyempatkan diri untuk pergi ke masjid melaksanakan shalat
tarawih berjama’ah seakan-akan tidak mau ketinggalan dengan saudara-saudaranya
yang lain, entah apa motivasi mereka, yang jelas kita selalu husnuzhan bahwa
mereka betul-betul menyambut ramadhan dengan semangat ‘45’, dan dengan begitu
gembiranya mereka memakmurkan rumah-rumah Allah سبحانه و تعالي.
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللّهِ
مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ
وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ
الْمُهْتَدِينَ
“Hanyalah yang
memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
(QS.at-Taubah:18)
Tapi sayangnya suasana
seperti ini tidak berlangsung lama, hanya bertahan sepekan atau maksimal pada
10 hari pertama saja. Kemudian satu persatu mulai berguguran, entahlah,
barangkali mereka shalat di masjid-masjid yang lain. Tapi nyatanya hampir semua
masjid pun mengalami hal yang sama sepi dan kehilangan jama’ahnya. Berarti di
manakah kaum muslimin berada??? Sungguh ironi!!
Ma’asyiral
Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Apakah mereka punya
kesibukan yang jauh lebih penting dan lebih menguntungkan dari shalat
berjama’ah??, tentunya merekalah yang lebih mengerti alasan di balik itu semua.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Mencarikan solusi dari
kasus di atas tentunya perbuatan yang sangat mulia sekali, dan sudah dipastikan
pahala yang besar akan diterima, asalkan keikhalasan tetap selalu dijaga,
semata-mata mengharap ridha Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا
اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
“Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepadaNya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus.” (QS. al-Bayyinah: 5)
Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda,
مَنْ سَنَّ فِى اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً
حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرٌ وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ
يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمُ شَيْئًا
“Barang siapa yang mentradisikan
suatu tradisi yang baik (sunnah Rasulullah) di dalam Islam, maka baginya pahala
dan pahala orang mengikuti setelahnya, tanpa mengurangi pahala-pahala orang-orang
yang mengikutinya sedikitpun.”(HR. Muslim)
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا أَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ
KHUTBAH YANG
KEDUA
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ
أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وبعد,
Ma’asyiral
Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Di antara
solusi-solusinya adalah menyadarkan kaum muslimin baik melalui mimbar-mimbar
ramadhan, melalui buku-buku atau brosur-brosur dakwah ataupun melalui
obrolan-obrolan ringan dengan kerabat, teman-teman dekat ataupun kepada para
tetangga kita, tentunya pada sikon yang pas dan tepat tentang keutamaan
ramadhan dan ibadah di dalamnya khususnya serta betapa pentingnya shalat
berjama’ah bukan hanya di bulan Ramadhan saja tapi juga di luar bulan-bulan
ramadhan, dan menjelaskan bahwa di dalamnya terdapat keutamaan dan pahala yang
besar, dll.
Misalnya: dengan
mengabarkan keutamaan orang yang berpuasa ramadhan dan mendirikan shalat
taraweh di malam harinya bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka yang
telah lalu. Dimana Rasulullah صلي
الله عليه وسلم bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang berpuasa di bulan
Ramadhan dengan iman dan hanya mengharap pahala dari Allah Ta’ala, niscaya akan
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alaihi)
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا
وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang mendirikan shalat
malam di bulan Ramadhan dengan iman dan hanya mengharap pahala dari Allah
Ta’ala, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘alaihi)
Juga tentang keutamaan
orang yang shalat tarawih berjama’ah, maka baginya pahala seperti orang yang
melaksanakan shalat semalam suntuk, Rasulullah bersabda,
مَنْ قَامَ مَعَ إِمَامِهِ حَتىَّ
يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Barangsiapa yang mendirikan shalat
malam bersama imam hingga selesai, maka dicatat baginya shalat semalam suntuk.”
(HR. para penulis kitab sunan, dengan sanad shahih)
Ma’asyiral
Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!!
Atau dengan menjelaskan
kepada mereka betapa shalat malam merupakan ibadah yang lebih utama setelah
shalat fardlu, sebagaimana Rasulullah صلي
الله عليه وسلم bersabda,
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ
اْلفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Shalat yang paling utama setelah
shalat fardhu adalah shalat malam.”(HR. Muslim).
Dan banyak lagi
dalil-dalil lain yang bisa kita bawakan baik dari al-Qur’an dan hadits
Rasulullah صلي الله عليه وسلم untuk memotivasi kita dan saudara kita
agar senantiasa semangat dan istiqomah dalam beribadah kepada Allah
subhanahuwata’la, terlebih lagi di bulan Ramadhan yang mulia ini. Sehingga kita
semakin yakin bahwa kita beribadah di atas landasan yang benar yaitu al-Qur’an
dan as-Sunnah yang telah diamalkan oleh generasi pertama umat ini (salaful
ummah) yakni para shahabat رضي الله عنهم dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Demikianlah,
mudah-mudahan khutbah kita kali dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga
Allah senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita sehingga kita selalu
istiqomah di atas jalan-Nya. Amien.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ
الدّعَوَاتِ. رَبّنَا
لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ
عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَي اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ
تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. والحمد لله رب
العالمين.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar