Karya: Sandi At-Tabuki
Kisah Cinta
Ala Sandi At-Tabuki Part. 1
"Perjuangan Cinta Karena Janji Tanpa Kebenaran"
Silahkan kau
cari dan temukan cinta kasih yang melebihi ketulusanku.
Namun jika
tak mampu, sambut aku yang selalu setia menunggumu.
Dalam hal cinta, pengetahuanku sangatlah minim, bukan
berarti aku tak dapat memahami apa keinginan dari cinta. Aku selalu belajar, bertanya
dan juga menjalin hubungan cinta. Aku belajar melihat penomena cinta pasangan
kekasih para remaja. Aku bertanya kepada para penggila cinta dan akupun
menjalin hubungan agar aku bisa menerapkan segala ilmu yang ku dapatkan baik
dari meneliti maupun ilmu bertanya. Akupun dapat menyimpulkan dan pembelajaran
saat menjalin hubungan kasih dengan setiap hati yang ku sandari.
Aku telah menjalani hubungan cinta beberapa kali,
ditempat yang berbeda dan satu tujuanku yaitu untuk mendapatkan cinta yang
indah. Kenyataannya adalah semua cintaku yang ku labuhkan selalu kandas dan tak
berujung kebahagiaan. Aku tak tahu apa sebab dari semua itu, tapi kuyakin
dibalik itu ada suatu hal yang ingin ditunjukkan oleh Tuhan.
Hal yang ingin aku ceritakan kali ini adalah tentang
pelabuhan cintaku kepada wanita berinisial "Y", yaitu wanita yang ku anggap sangat istimewa.
Wanita yang sangat ku harapkan jadi sandaran hatiku, pelabuhan sayangku dan
bongkar muat perasaanku yang terakhir. Wanita yang memiliki suara merdu,
wajahnya cantik, tubuhnya yang indah
mirip gitar spanyol dalam pribahasa tapi bagiku lebih dari itu. Wanita idaman
hatiku, sesuai dengan kriteria yang kucari. Wanita yang mampu membangkitkan
semangat juang hidupku saat ku terjatuh. Wanita yang sulit dicari dari jutaan
wanita yang ada didunia.
Terlepas dari semua pujian yang aku utarakan. Inilah
cerita yang sesungguhnya. Pada pagi hari tepatnya pukul 09.00 lewat,” Handphone
ku berdering dan tertulis dilayar ada satu pesan diterima dari sang pujaan
hati. Aku mulai membuka dan membaca pesan tersebut. Betapa kanget dan hancur
perasaanku saat itu dan juga bercampur rasa bahagia.
Aku kanget, awal pesan SMS tersebut bercerita tentang
hubungan yang akan berakhir. Pesan tersebut berbunyi: Assalamu’alaikum Ka. Sebelumnya saya minta maaf, sudah mengganggu
waktunya kakak. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa saya takut pada orang tua,
kalau saya ketahuan pacaran saya akan diberhentikan dari sekolah.....”.
Itulah pesan awal yang disampaikannya yang membuat kaget diriku. Pesan SMS ini pun
membuat aku bertanya-tanya puluhan kali didalam dihati,” apa yang akan terjadi,
apa maksud dari pesan ini, dst. Akupun melanjutkan membaca SMS tersebut.
Hancurlah perasaanku, ketika isi pesan itu berbunyi: Maka dari itu aku memutuskan hubungan ini,
aku mohon maaf sudah menyakiti hati kakak, mungkin inilah yang terbaik bagi
kita.”. Betapa goyahnya hatiku saat membaca pesan tersebut, sungguh
sedihnya hatiku dan perihnya terasa seperti luka sayatan yang terkena air
garam. Air mataku memang tidaklah menetes disaat itu, tubuhku memang tak secara
tiba-tiba lemah dan tak berdaya, tapi perasaan kehilangan yang begitu dalampun
membuat ketidak berdayaan itu mulai menunjukkan taringnya. Dalam beberapa hari
aku tak ada nafsu makan, tak mau keluar kamar untuk merenungi, tak belajar
seperti biasanya. Namun, semua itu cepat aku sadari bahwa, tak ada gunanya
mengenang semua itu. Tak ada gunanya merusak diri sendiri dengan terus
merenungi sesuatu yang kini telah pergi. Tak ada gunanya memikirkan orang yang
tak memikirkan aku.
Aku sadar dan akupun mulai merelakannya dalam waktu 7
hari lebih, dan aku berkata: Silahkan
kau cari dan temukan cinta kasih yang melebihi ketulusanku. Namun jika tak
mampu, sambut aku yang selalu setia menunggumu. Jika Tuhan menghendaki kita
memang berjodoh, engkau akan kembali padaku. Ku pasrahkan semua itu kepada maha
membolak-balikkan hati. Ku do’akan kita selalu baik-baik saja. Dan selalu dalam
lindungan Tuhan.
Dari pesan SMS yang telah aku baca, yang membuat akau
sedih, ada pesan terakhir yang membuat aku bahagia, “ Dia berkata: Tapi yakinlah kak, aku sayang sama kakak,
aku cinta kakak, dan aku janji aku akan selalu menunggu kakak.”. Pesan itu
sangat mengembirakan sekali, hatiku yang bercampur kehancuran dan kesedihan bisa
tertawa dan bahagia setelah membaca pesan terakhir tersebut. Bermodal kata
janji itu, aku selalu mengingatnya dan mempertahankannya dimanapun aku berada.
Aku selalu setia menantikan kehadiran cintanya kembali. Aku selalu mengenangnya
dan selalu kusebut dalam do’a – do’aku.
Hampir satu tahun setengah lebih aku berjuang
mempertahankan janji yang dia buat. Aku selalu menanyakan kabarnya dari
temannya. Aku berjuang menunggu, aku bertahan menanti. Hampir tak ada satu
cintapun aku terima disaat banyak wanita yang datang menggoda. Aku kokoh, aku setia dan aku pejuang cinta
sejati.
Namun perjuanganku menunggunya sia-sia, lantaran dia
tidak mengingat janji yang telah dia buat sendiri. Setelah
satu tahun lama aku berjuang dengan modal janji. Akupun bertanya kepada
dia tentang kebenaran janji itu, ternyata dengan ringan dia menjawab tidak pernah aku membuat janji dan aku rasa
waktu itu aku masih kanak-kanak meskipun aku berjanji. Janji itu tidak berlaku saat ucapanku kanak-kanak, kini aku telah
tumbuh dewasa.
Meskipun dia berkata janji itu tidak pernah dia
ucapkan, aku punya bukti nyata yaitu pesan SMS darinya yang masih ku
simpan selama bertahun. Tapi aku tidak
mau membahas janji yang tidak ada baginya. Bagiku janji yang diungkapkannya itu
adalah benar adanya. Aku tetap bertahan meskipun menuggu orang yang sudah tidak
pasti.
Dalam penantian yang tak pasti, banyak sekali godaan
yang aku hadapi. Dimulai dari, dia sudah punya kekasih baru sampai kabar kalau
dia telah ditunangkan oleh orang tuanya. Terlepas dari semua kabar itu, aku
selalu sabar dan masih berpegang teguh pada janji yang tak tau kebenarannya. Sampai
pada akhirnya bila kesempatan untuk memilikinya telah musnah. Maka berakhirlah
sudah perjuangan janji itu. Aku sudah puas dan bahagia melihat pujaan hati tak
dapatku miliki sudah benar mendapatkan kebahagiaannya.
---------------------------------SELESAI---------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar